Wednesday, December 23, 2009

Me n Sick 14 "Blepharoplasty with Gold ware"

Hari senin yang lalu aku menjalani operasi yang ke-13 yaitu Blepharoplasty dengan menggunakan implant dari emas. Yang mana implant tersebut fungsinya sebagai pemberat pada kelopak mataku yang atas. Karena ada lagostamus beberapa centimeter pada mataku, kalo itu dibiarkan terus menerus maka bisa merusak kornea yang berakibat pada kebutaan.

Sebenarnya kisah seputar implant kali ini sangat amat membuatku emosi. Pertama kali dapat berita itu aku langsung bilang ke Sx Acun orang yayasan Budha Tzu Chi. Setelah melihat alatnya berupa implant emas 24 karat beliau berkata sepertinya yayasan mungkin agak keberatan. Beliau bilang mo ditanyakan dulu ke Sj SAnti. Tapi aku menunggu dan menunggu kabar dari Sx Acun ternyata gak ada kabar juga. Akhirnya akupun inisiatif untuk membelinya sendiri dahulu, kebetulan waktu itu abis dapat uang TPPKP. Dan akupun menuju ke toko emas yang dikasih tau oleh dokter. Harga implant emas setelah diitung dengan biaya pembuatannya harganya 689 ribu. Aku langsung lunasi karena takutnya uangnya tar habis kepake untuk kebutuhan lainnya. Seminggu kemudian aku ambil ke toko tersebut an langsung aku kasih lihat ke dr Ira. Ternyata setelah dicek implant tersebut tidak bisa di bentuk, padahal seharusnya kalo beneran itu emas murni 24 karat bisa dengan mudah dibentuk-bentuk. Akhirnya dr Zaenas menelfon ke toko emas tersebut untuk dibenerin, karena dokter membutuhkan yang 24 karat asli. Setelah menelfon, dr Zaenas langsung menyuruhku balik ke toko emas tersebut. DAn mereka menjanjikan 1 minggu lagi jadi. Akupun setelah dari toko emas itu langsung laporan ke Sx Acun.Setelah aku ceritain kalo emasnya masih diproses dia bilang nanti aja kalo udah beres. Karena beliau butuh kwitansi aslinya.
Setelah 1 minggu kemudian aku datang untuk mengambilnya, ternyata mereka belum mengerjain yang kita pesan, akhirnya akupun bilang ke cik yang punya toko," Gimana sih cik..kan janjinya 1 minggu. Sebenernya itu 24 karat beneran ga sie.. sebab kaku banget."
cik: " Oe olank gag bohongin situ, ini 24 karat beneran"
" Coba mana emasnya, biar aku tanyain ke masnya" Akupun mo minta ngecek ke pengunjung yang sedang ada di situ.
Cik:" Barangnya lagi di tempat yang cetak, kalo lu orang gak percaya oe balikin aja dech"
"Kalo dibalikin uangku jadi ya berapa"
"GAk ada kalo-kaloan, jawab aja ya dan tidak"
Dasar tuh cik nyebelin banget dech..udah implantnya ga ada, masih ga ngaku klo dia bohong. Padahal biasanya yang 24 karat emang mudah dibengkokin. Akhirnya akupun keluar dari toko dengan dongkol. Gimana tidak? Tuh cik2 cuma kasih aku 50% dari uang yang aku kasih kemarin. Dan lagi aku minta surat yang dari dokter ga dikasih juga. Alasannya itu kan surat buat dia. Waktu aku bilang itu kan tulisannya bukan ibukota aja tapi atau toko emas murni cikini juga. Dia tetep ga mau tau dan ga kasih tuh surat.

Akhirnya aku balik ke Rumah sakit dan dokter ira kasih surat pengantar lagi ke toko emas yang lain, yaitu toko emas Gunung Agung di Proyek senen.Hari itu juga setelah mengantar ibu Mulyani pulang ke rumahnya di pulogadung aku langsung menuju ke proyek senen. Muter2 sampai jam 4 akhirnya ketemu juga.Kali ini aku ketemu dengan cik yang baik. Baik banget.. Tau aku kecapekan dianya langsung kasih aku minum dulu dan baru setelah aku udah ada tenaga dia tanya mo beli apa. Dia pun langsung membaca surat itu dan langsung memberi aku rincian harga. Totalnya Rp.610.000,00. Sebelum pesen aku bilang kisahku sebelumnya yang abis ditipu oleh toko emas. Dia pun bilang kita ga pernah maen curang, kalo ternyata nanti mbaknya ragu itu 24 karat kalo mau dibalikin kita balikin juga. Tapi biaya cetaknya mbak yang nanggung, cm Rp.100.000,00. Akhirnya deal, kita saling tukar no telp dan dianya janji mau menghubungi begitu jadi.Dan aku kasih DP 300 ribu dulu. Karena aku cuma bawa uang segitu. Uang itu uang yang aku dapat dari toko emas yang bikin aku dongkol. Dalam 3 hari implantku udah jadi, mereka menghubungi aku lewat sms, tapi berhubung aku lagi dinas ke Subang dan akhirnya aku ambil pas weekend aja. Waktu itu aku pinjam uang kas Lab kimia dulu. Karena aku hari itu ga ada duit. Sebab beberapa hari yang lalu abis transfer ke eyangku yang lagi sakit. Dan hari selasa tanggal 15 Desember 2009 aku ke Poli Mata RSCM, setelah tuh implant diperiksa akhirnya dr Ira bilang:" Nah..kalo ini bener 24 karat". Alhamdulillah.. dalam hati aku bersyukur banget. Dan akupun dapat jadwal tanggal 21 Desember 2009 operasi.

Tanggal 21 Desember 2009 aku bangun jam2.30. Waktu itu aku terbangun oleh suara telpon dari salah satu temen di facebook. Karena masih ngantuk akhirnya aq bilang telfonnya tar aja.Jam 3.10 aku bergegas bangun dan mengambil wudlu untuk sholat hajat. Setelah aku selesai sholat dan berdoa akupun sms ke tuh orang yang tadi nelfon aku. Eh gak lama setelah itu dia malah langsung telfon. Kita ngobrol lumayan lama. Ternyata dia tau aku dari komunitas jomblo. Dia lagi nyari calon istri. Dia seorang dokter spesialis genekologi di semarang. Dan yang paling mengagetkanku dia bisa membaca orang dari jauh. Semua yang dia bilang tentang aku gak disangka-sangka tepat semua. Akhirnya adzan subuh pun berkumandan dan kita mengakhiri obrolan kita. Aku langsung sholat subuh, setelah itu aku langsung keramas supaya nanti pas mau berangkat rambutku udah kering. Kebiasaan kramas sebelum operasi aku dapat dari suster Ella. Karena nanti setelah operasi pasti ga bisa kramas karena gak boleh kena air. Setelah mandi aku langsung makan sambil nonton tv dan juga sambil mengeringkan rambutku didepan kipas angin.
AKu berangkat pukul 6.15 dari kontrakan. Aku memilih untuk naik taxi supaya sampai di RSCM ga kecapekan, takutnya nanti kondisiku pas di operasi gak bagus. Selama di taxi aku mencoba menghubungi orangtuaku dan adikku tapi ga ada jawaban. Aku cuma pingin tau mereka sudah sampai dimana. Mereka berangkat dari Kudus menuju ke Jakarta tanggal 20 Desember 2009 malam.
Akhirnya aku sampai di RSCM pukul 7.20. Aku berjalan menyusuri parkir RSCM dan menuju ke PPAT untuk membuat surat jaminan ASKES. Supaya nanti operasiku ditanggung oleh ASKES. Antrian di PPAT sangat banyak banget, aku dapat nomor 89 sedangkan sekarang no urutnya baru sampai 29. Sembari nunggu giliranku aku mencoba menelfon papaku. Akhirnya nyambung juga, mereka sedang naik angkot dari pulogadung. Aku langsung nanya "emangnya tau jurusan-jurusannya. Mending naik taxi aja.." Tapi apa daya udah terlanjur. Mamaku bilang:" Tenang, tar dikasih tau ma kernetnya kok".

Setelah dari PPAT aku menuju ke ruang OK Departemen Mata. Aku langsung disuruh mengisi surat pernyataan, karena orangtuaku belum hadir akhirnya aku isi sendiri. Dan aku kasih ke pak iwan. Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 tapi orang tuaku belum sampai juga. Dan akupun dipanggil pak Iwan dan beliau memberitahuku kalo statusku belum ada. Aku disuruh ke poli mata lt.4 untuk mengambilnya. Waktu aku mau mengambil statusku akhirnya orangtuaku datang. Karena mereka gak tau poli mata dimana akhirnya aku yang ambil dengan ditemani mamaku. Sampai dilantai 4 ternyata statusnya ga ada juga, kata beliau sudah dibawa ke OK. Aku dan mama langsung balik lagi dan akhirnya pak iwan telpon ke poli dan mereka mencarikannya. Tapi harus ada yang ambil ke lantai 4. Dan salah satu keluarga pasien yang senasib dengan aku langsung pergi ke atas.
Pukul 8.45 akhirnya semuanya beres, termasuk administrasi sudah diurus mamaku. Aku masuk dan menjalani pra operasi yaitu di tensi, diukur suhu tubuh, disuruh ganti baju dan di sterilkan dengan betadin pada daerah yang akan di operasi. Pukul 9.40 aku diajak masuk dr Dewi dan menuju ke ruang tindakan. Disitu dr Ira sudah menungguku. Akupun naik ke meja operasi dan perawat langsung memasangiku alat-alat seperti tensi di tangan dan memberiku oksigen. Kemudian mereka menyelimuti aku dan menutup semua tubuhku kecuali mata. Dr Ira lalu menyeterilkan aku lagi dengan betadin. Dan setelah itu melukis kelopak mataku dengan alat tulis. Sebelum operasi dimulai kita berdoa dahulu.
Aku disuruh memejamkan mata dan beliau bilang sakit dikit ya, soalnya mo dibius. Dr Ira menyuntikkan bius pada kelopak mataku, pada bawah mataku dan pada pojokkan mataku. SAkit banget rasanya. Tapi rasa sakit itu gak lama kemudian jadi ba'al. Sebelum dilakukan penyayatan dr Ira tanya apakah kerasa sakit? AKu bilang gak dan setelah itu beliau baru menyayat kelopak mataku bagian atas. Tapi sebelumnya mereka membekukan darahku dulu dengan cairan hangat. Walopun gak kerasa sakit tapi ngeri juga liat mataku disayat, dimasukkan implannya, dijait dll. Kata dr Dewi:" kok kamu tegang banget El..sakit ya?"
"Gak kerasa sakit dok, tapi ngeri liat dioperasi, merasakan benang menembus kulit Lisa."
Operasi berjalan selama 1 jam, dan kemudian aku diantar dr Dewi keluar ruang tindakan. Akupun ganti baju dan kemudian menunggu dr Dewi menulis surat ijin ga masuk kerjaku dan menulis resep obat untukku. Sampai diruang tunggu aku sudah ditunggu orangtuaku dan adekku Anggi.

Kita langsung jalan menuju kafetaria UI untuk makan. Karena ternyata tadi pagi ortuku belum sarapan. Di kafetaria UI penuh banget, banyak dokter-dokter pada makan di situ. Dan di situ aku ketemu dengan dr Qori. Dia sempat nanya ke aku "kok ga kontrol ke Plastik lagi?". AKu jawab "tar dulu dech dok..tadi abis operasi dengan dr Ira. Dan sebelum dia cabut sempat memberi semangat ke aku lagi. Wah..dr Qori emang baik. Eh salah, menurutku semua dokter yang aku kenal di RSCM baik semua.

Dari kejadian diatas aku mendapat banyak banget pelajaran:
1. Kejadian dengan toko emas pertama itu artinya aku harus sabar dalam mengontrol emosiku.
2. Kejadian operasi diundur jadi tanggal 21 Desember 2009 semata-mata karena kehendak Allah S.W.T. Karena pada saat itu ternyata orang tuaku lagi bener-bener gak ada uang.
3. Dan kejadian statusku yang belum sampai di Ruang OK sehingga operasi yang tadinya di jadwal pukul 8 jadi mundur beberapa menit juga semata-mata karena Allah sayang padaku. Karena pada saat itu orang tuaku masih berada di perjalanan, alisa belum sampai RSCM.
Subhanallah..
Semua sudah diatur oleh Allah dengan begitu indah..
Alhamdulillahi rabbil alamiin..