Tuesday, October 4, 2011

Beasiswa ku

Bulan Maret 2010 aq mendaftarkan diri untuk kuliah di jurusan teknik kimia fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Q mendaftar dikelas P2K (Kelas karyawan) yang kuliahnya masuk setiap hari Sabtu-Minggu.Di saat sudah 1 bulan aku menjalani kuliah ada Nota Dinas dari Tata Usaha di kantorq bahwa UMM memperluas area beasiswanya, yaitu yg tadinya cuma di UMM saja dan sekarang membeasiswai staf P3TKEBTKE untuk kuliah di UMJ. Pada saat itu aq nanya kemungkinan bisa ga aq untuk mengajukan beasiswa tersebut. Aku mengutarakan bahwa  baru saja masuk menjadi mahasiswa di UMJ. Dan Bapak Rivai pun akhirnya membalas Nota Dinas dengan mengusulkan beasiswa beberapa orang termasuk aku. Tapi aq disuruh konsultasi ke Bapak Toha(Kabag TU)/ Bu Rosana (Bag Kepegawaian).
Keesokan harinya akupun menanyakan ke ibu Rosana apa bisa saya dapat beasiswa tersebut. dan jawabannya ternyata tidak seperti yang aku harapkan karena posisi q sudah masuk kuliah. Dan beliau malah menanyakan jam kuliahku.Akupun langsung bilang Sabtu-minggu. (Ups..aq lupa saran dari anak2 klo aq ga bole bilang kuliah sabtu minggu, mo gimana lagi..). Dari situ  si ibu langsung bilang disuruh pindah ke yang kuliahnya senin-jumat. Sebab PNS katanya ga boleh kuliah sabtu-minggu.
Karena tidak puas dengan jawaban Ibu Rosana aq tanya ke pak Toha. Dan ternyata ibu Rosana sudah bilang ke Pak Toha mengenai aku. Jawaban beliau sama dengan ibu Rosana dan bilang kalau PNS ga boleh kuliah sabtu-minggu juga.
Akhirnya aq nanya ke Ibu Lisa kemungkinan bisa gaknya aq pindah ke kelas sore. Ibu Lisa  menyuruhq untuk menanyakan ke Pak Irfan, jawabannya bisa, tapi semester depan. Akhirnya aq selama 1 semester tetap kuliah sabtu-minggu. Dan semester 2 nya aq baru mengurus surat pindah kelas sore yaitu kuliah setiap hari senin- jumat jam 17.00 wib s/d 20.00 wib. Ternyata kuliah sore sangat menguras tenagaq,. Minggu pertama kuliah aq selalu telat. Akhirnya aq pun memutuskan untuk membeli motor supaya  waktuq tidak sia-sia terbuang dijalan dan juga untuk menghemat pengeluaran setiap hari.
Ga trasa ternyata aq belum membuat surat ijin belajar ke kantor bahwa aq sudah kuliah setiap hari. Akhirnya aq putuskan untuk membuatnya dan tidak disangka mendapat respon yang mengejutkan dari kapus. Dalam surat yang tembusan ke kapus berisi coretan mengenai beasiswa dari UMM. Bapak Kapus akhirnya memberi tugas ke bidang afiliasi untuk menanyakan ke UMM mengenai perjanjian yang dulu pernah disepakati. 
Ibu Natalina langsung menghubungi pihak UMM yang dalam hal ini yang mengurusi adalah bapak Herwin. UMM menanggapi semuanya dengan cepat sampai-sampai aq hampir tidak percaya. 
Ibu Natalina memanggilq dan menanyakan kenapa dari dulu tidak bilang kalau kuliah di UMJ, aq pun menjawab apa adanya kalau dulu sudah pernah mengajukan ke ibu Rosana. Ibu Natalina meminta semua bukti pembayaran yang pernah aq keluarkan selama di UMJ.Dan segera menyerahkannya ke UMM.
Suatu hari aq dkk ditugaskan untuk dinas ke UMM dalam rangka Pengelolaan dan Pemantauan PLTMH. Secara tidak sengaja mereka menanyakan mengenai staf yang namanya Elisa yang katanya kuliah di UMJ. Dan kebetulan aqlah orangnya. Bapak Herwin bilang kalau UMM siap untuk memberi beasiswa, dan meminta P3TKEBTKE untuk memberi rekening yang bisa digunakan untuk mentransfernya. Aku dkk akhirnya menelfon kantor, tetapi menurut bendahara kantor kalau uang tersebut masuk ke rekening kantor nantinya akan susah untuk diambil, karena bisa-bisa langsung masuk ke negara. Karena rekening itu hanya untuk berurusan dengan KPPN. Bapak Herwin pun bilang kalau begitu no rekening salah satu pejabat di kantor saja. Aq dkkpun bilang nanti akan kita tanyakan rekening mana yang bisa digunakan untuk mentransfer. Bapak Herwin juga sempat menanyakan kenapa tidak dari awal bilang kalau kuliah di UMJ. Akhirnya aq cerita dari awal aq kuliah sabtu-minggu, kantor bilang tidak bisa beasiswain kul sabtu-minggu dll. Bapak Herwin berkomentar " UMM tidak mempermasalahkan mengenai kuliah Sabtu-Minggu, yang penting kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta/ Malang".
Sampai di kantor aq mengutarakan pesan bapak Herwin, tetapi ternyata semua tidak berani memberikan nomor rekeningnya untuk jadi transaksi, dan tidak terkecuali kapus P3TKEBTKE dengan alasan takut jadi pertanyaan, apalagi sedang marak-maraknya KPK. Dan akan dibahas di rapat manajemen.
Hasil rapat manajemen memerintahkan orang afiliasi untuk membicarakan mengenai kendala-kendala yang dihadapi.  Bapak Dwi Martono datang ke UMM hanya untuk membicarakan mengenai beasiswaq dan hasilnya mereka akan mentransfer uangnya ke rekeningq.
Sepulangnya bapak Dwi ada salah satu orang kantor yang bilang kalau aq dapat beasiswa berarti posisiku tugas belajar. Dan kalau tugas belajar tidak boleh mendapat dinas dan honor lain selain gaji dan TPPKP. Padahal selama aq kuliah di UMJ aq mendapatkannya. Mereka berpandangan bisa-bisa aq mengganti semua yang pernah aq dapatkan, padahal beasiswa yg  akan q peroleh tidak seberapa dibanding yang sudah aq peroleh dari kantor. Akhirnya atasanq langsung memanggilq untuk menanyakannya ke Ibu Rosana dan menyarankan kalau statusq tugas belajar lebih baik aq tidak mengambil beasiswa tersebut.
Aq pun langsung ke Ibu Rosana, dan Ibu Rosana bilang Tugas belajar ada 2 macam yaitu:
  1. Yang jam kuliahnya mengganggu perkantoran jadi tidak dibolehkan untuk dinas/ dibebaskan dari tugas kantor
  2. Jam kuliah tidak mengganggu jam kerja
Dan aq masuk kategori 2. Jadi tidak masalah mengenai dinas. Tetapi ada baiknya kalau nanti uang sudah di tangan elisa jangan dipergunakan dulu sampai urusan persuratan beres.Akupun lega dengan penjelasan Ibu Rosana.
Beberapa minggu kemudian Kabidq bertanya mengenai beasiswaq. Waktu aq bilang penjelasan ibu Rosana dia agak kurang percaya dan menyuruhq menanyakannya sekali lagi. Supaya nantinya aq tidak menyesal.
Ketika q tanyakan lagi ternyata jawaban ibu jadi agak ragu-ragu, dan menyuruhq untuk tidak menerima dinas dulu. Supaya tidak kena TGR seperti yang dialami mas Iqbal.
Tetapi waktu ibu bilang begitu tadinya dari sarana mensettingq untuk dinas ke Cisurupan untuk memantau kerusakan di Biogas Cisurupan. Aq pun bingung karena permohonannya sudah diajukan. Aq bilang ke bosq tapi  beliau malah menyuruhq tanya ke temenq pungut. Dalam hati aq kaget..kan bosq bukan pungut, pungut kan bawahannya dia. Harusnya dia yang memberi masukan. Akupun curhat ke Etis dan Bapak Didit. PAk didit bilang"Ambil aja beasiswa dan dinasnya. Kalaupun nanti kena TGR bisa dicicil dengan memotong gaji per bulannya. Dan kalaupun kena TGR di ambilnya yang setelah kamu terima uangnya. Karena di situ tertera tanggal terima." Untuk meyakinkan aq tanya ke pungut dan dia menyuruhq untuk ikut ke Cisurupan. Akhirnya besoknya aq ikut ke Cisurupan. Aq berdoa kalau emang beasiswa jatahq pasti ga bakal lari kemana. Dan kalau memang aq harus kena TGR, ya jalani aja.
Setelah dari Cisurupan aq mengikuti pelatihan Pengawasan dan Penanganan B3 yang berada di Yogjakarta. Akupun memberanikan diri untuk mengikutinya tanpa memperdulikan kena TGR/tidak. Karena aq pengin ikut tuh pelatihan, karena aq dikantor bekerja dengan B3. Pada saat di tengah-tengah diklat ada telpon dari kantor. Aku tidak mengangkatnya. Ga lama setelah telpon ada sms dari Tiwi. Dia bilang kalau aq dicari bu Rosana kalau tugas belajarq ditolak Balitbang. Alasannya Tugas belajar hanya untuk universitas negeri, sedangkan UMM dan UMJ merupakan universitas swasta. Dalam hati aq lega banget, karena dengan begitu kemungkinan kena TGR kecil dan mengenai beasiswa aq tidak lagi memikirkannya. Q berfikir kalau aq statusnya ijin belajar, uangnya harus dikembalikan. Dan aq ga merasa keberatan karena uangnya masih utuh.
Sepulangnya dari diklat aq menghadap ke Ibu Rosana, dan dia menerangkan statusq yang kemungkinan menjadi "Ijin Belajar". Beliau mengatakan walau statusq tugas belajar/ijin belajar beasiswa tetap untuk aq.
Alhamdulillah....
Allah selalu memberi kejutan-kejutan indah buat q. 
Semoga aq masih selalu bisa bersabar dan selalu ikhlas dalam menghadapi masalah. 
Begitu juga mengenai jodoh. 
Semoga Allah memberi Jodoh terbaik buat aq.
Subhanallah....
Semangat...