Sunday, December 27, 2009

13 Operasi yang Pernah Aku Jalani

1. Tahun 1993 Operasi pengikisan tumor oleh Bedah Mulut di RS Panti Wiloso Semarang, Jawa Tengah
2. 02 Februari 2007 Biopsi tumor maxilla dextra oleh Bedah Tumor (dr Bahtiar Sp.B) di RSCM
3. 20 Maret 2007 Operasi Hemimaksilektimo- hemimandidulektomi dextra dan Rekonstruksi dengan plate oleh Bedah Tumor (dr Bahtiar Sp.B, dr Teguh Sp.B, dr Suyatno Sp.B dan dr Alex) di RSCM. Masuk ICU selama 7 hari karena mengalami Pendarahan.
4. 22 Mei 2007 Operasi Reposisi IDW dan plate mandibula (fiksasi rahang atas dan bawah) oleh Bedah Tumor (dr Bahtiar Sp.B , dr Enos Sp.B), Bedah Mulut (drg.Dwi) dan Prostodontis (drg. Grace) di RSCM
5. 19 Juni 2007 Up fiksasi oleh Bedah Mulut (drg. Dwi) di RSCM
6. 28 Mei 2008 Rekonstruksi Mandibula dengan menggunakan plate dan donor tulang kaki oleh Bedah Plastik (dr. Enrina Sp.BP dan semua Tim Plastik) dan Prostodontis FKG UI (drg. Jonan, drg. Desy)serta Orthodontis FKG UI (drg. Novan dan drg. Yovela) di RSCM. Masuk ICU 3 hari karena operasi lama (16jam)
7. 31 Juli 2008 Rekonstruksi Maksila dengan menggunakan plate dan donor tulang iga, dan jaringan dari tangan kiri oleh Bedah Plastik ( dr. Enrina Sp.BP, dr. Parintosa Sp. BP dan semua Tim plastic ) di RSCM. Masuk ICU selama 5 hari karena operasi lama (12 jam)
8. 27 Oktober 2008 Operasi pembersihan infeksi di pipi oleh Bedah Plastik (dr. Enrina Sp.BP, dr. Ali Sp. B dan dr Teuku Sp.B) di RSCM
9. 18 November 2008 Operasi penipisan Flap oleh Bedah Plastik (dr. enrina Sp. BP, dr Krista Sp.BP, dr. Huntal Sp.B , dan dr Utama Sp. B )
10. 23 Februari 2009 Insisi Absis oleh dr Enrina Sp. BP di Swadana bedah plastic
11. 20 April 2009 Operasi Rekonstruksi mata oleh dr Enrina Sp.BP dan tim bedah plastic dan Operasi pembuatan saluran air mata oleh dr Yunia Irawati Sp.M dan tim dari mata serta dr Dhani Sp. THT dan timnya.
12. 6 Oktober 2009 Operasi Lipo transfer oleh dr Enrina Sp. BP di Ultimo Klinik, Plaza ABDA ASIA, Jalan Jend Sudirman, Jakarta
13. 21 Desember 2009 Operasi Blepharoplasty dengan Gold ware oleh dr Yunia Irawati SpM dan dr Dewi di OK Mata RSCM

Wednesday, December 23, 2009

Me n Sick 14 "Blepharoplasty with Gold ware"

Hari senin yang lalu aku menjalani operasi yang ke-13 yaitu Blepharoplasty dengan menggunakan implant dari emas. Yang mana implant tersebut fungsinya sebagai pemberat pada kelopak mataku yang atas. Karena ada lagostamus beberapa centimeter pada mataku, kalo itu dibiarkan terus menerus maka bisa merusak kornea yang berakibat pada kebutaan.

Sebenarnya kisah seputar implant kali ini sangat amat membuatku emosi. Pertama kali dapat berita itu aku langsung bilang ke Sx Acun orang yayasan Budha Tzu Chi. Setelah melihat alatnya berupa implant emas 24 karat beliau berkata sepertinya yayasan mungkin agak keberatan. Beliau bilang mo ditanyakan dulu ke Sj SAnti. Tapi aku menunggu dan menunggu kabar dari Sx Acun ternyata gak ada kabar juga. Akhirnya akupun inisiatif untuk membelinya sendiri dahulu, kebetulan waktu itu abis dapat uang TPPKP. Dan akupun menuju ke toko emas yang dikasih tau oleh dokter. Harga implant emas setelah diitung dengan biaya pembuatannya harganya 689 ribu. Aku langsung lunasi karena takutnya uangnya tar habis kepake untuk kebutuhan lainnya. Seminggu kemudian aku ambil ke toko tersebut an langsung aku kasih lihat ke dr Ira. Ternyata setelah dicek implant tersebut tidak bisa di bentuk, padahal seharusnya kalo beneran itu emas murni 24 karat bisa dengan mudah dibentuk-bentuk. Akhirnya dr Zaenas menelfon ke toko emas tersebut untuk dibenerin, karena dokter membutuhkan yang 24 karat asli. Setelah menelfon, dr Zaenas langsung menyuruhku balik ke toko emas tersebut. DAn mereka menjanjikan 1 minggu lagi jadi. Akupun setelah dari toko emas itu langsung laporan ke Sx Acun.Setelah aku ceritain kalo emasnya masih diproses dia bilang nanti aja kalo udah beres. Karena beliau butuh kwitansi aslinya.
Setelah 1 minggu kemudian aku datang untuk mengambilnya, ternyata mereka belum mengerjain yang kita pesan, akhirnya akupun bilang ke cik yang punya toko," Gimana sih cik..kan janjinya 1 minggu. Sebenernya itu 24 karat beneran ga sie.. sebab kaku banget."
cik: " Oe olank gag bohongin situ, ini 24 karat beneran"
" Coba mana emasnya, biar aku tanyain ke masnya" Akupun mo minta ngecek ke pengunjung yang sedang ada di situ.
Cik:" Barangnya lagi di tempat yang cetak, kalo lu orang gak percaya oe balikin aja dech"
"Kalo dibalikin uangku jadi ya berapa"
"GAk ada kalo-kaloan, jawab aja ya dan tidak"
Dasar tuh cik nyebelin banget dech..udah implantnya ga ada, masih ga ngaku klo dia bohong. Padahal biasanya yang 24 karat emang mudah dibengkokin. Akhirnya akupun keluar dari toko dengan dongkol. Gimana tidak? Tuh cik2 cuma kasih aku 50% dari uang yang aku kasih kemarin. Dan lagi aku minta surat yang dari dokter ga dikasih juga. Alasannya itu kan surat buat dia. Waktu aku bilang itu kan tulisannya bukan ibukota aja tapi atau toko emas murni cikini juga. Dia tetep ga mau tau dan ga kasih tuh surat.

Akhirnya aku balik ke Rumah sakit dan dokter ira kasih surat pengantar lagi ke toko emas yang lain, yaitu toko emas Gunung Agung di Proyek senen.Hari itu juga setelah mengantar ibu Mulyani pulang ke rumahnya di pulogadung aku langsung menuju ke proyek senen. Muter2 sampai jam 4 akhirnya ketemu juga.Kali ini aku ketemu dengan cik yang baik. Baik banget.. Tau aku kecapekan dianya langsung kasih aku minum dulu dan baru setelah aku udah ada tenaga dia tanya mo beli apa. Dia pun langsung membaca surat itu dan langsung memberi aku rincian harga. Totalnya Rp.610.000,00. Sebelum pesen aku bilang kisahku sebelumnya yang abis ditipu oleh toko emas. Dia pun bilang kita ga pernah maen curang, kalo ternyata nanti mbaknya ragu itu 24 karat kalo mau dibalikin kita balikin juga. Tapi biaya cetaknya mbak yang nanggung, cm Rp.100.000,00. Akhirnya deal, kita saling tukar no telp dan dianya janji mau menghubungi begitu jadi.Dan aku kasih DP 300 ribu dulu. Karena aku cuma bawa uang segitu. Uang itu uang yang aku dapat dari toko emas yang bikin aku dongkol. Dalam 3 hari implantku udah jadi, mereka menghubungi aku lewat sms, tapi berhubung aku lagi dinas ke Subang dan akhirnya aku ambil pas weekend aja. Waktu itu aku pinjam uang kas Lab kimia dulu. Karena aku hari itu ga ada duit. Sebab beberapa hari yang lalu abis transfer ke eyangku yang lagi sakit. Dan hari selasa tanggal 15 Desember 2009 aku ke Poli Mata RSCM, setelah tuh implant diperiksa akhirnya dr Ira bilang:" Nah..kalo ini bener 24 karat". Alhamdulillah.. dalam hati aku bersyukur banget. Dan akupun dapat jadwal tanggal 21 Desember 2009 operasi.

Tanggal 21 Desember 2009 aku bangun jam2.30. Waktu itu aku terbangun oleh suara telpon dari salah satu temen di facebook. Karena masih ngantuk akhirnya aq bilang telfonnya tar aja.Jam 3.10 aku bergegas bangun dan mengambil wudlu untuk sholat hajat. Setelah aku selesai sholat dan berdoa akupun sms ke tuh orang yang tadi nelfon aku. Eh gak lama setelah itu dia malah langsung telfon. Kita ngobrol lumayan lama. Ternyata dia tau aku dari komunitas jomblo. Dia lagi nyari calon istri. Dia seorang dokter spesialis genekologi di semarang. Dan yang paling mengagetkanku dia bisa membaca orang dari jauh. Semua yang dia bilang tentang aku gak disangka-sangka tepat semua. Akhirnya adzan subuh pun berkumandan dan kita mengakhiri obrolan kita. Aku langsung sholat subuh, setelah itu aku langsung keramas supaya nanti pas mau berangkat rambutku udah kering. Kebiasaan kramas sebelum operasi aku dapat dari suster Ella. Karena nanti setelah operasi pasti ga bisa kramas karena gak boleh kena air. Setelah mandi aku langsung makan sambil nonton tv dan juga sambil mengeringkan rambutku didepan kipas angin.
AKu berangkat pukul 6.15 dari kontrakan. Aku memilih untuk naik taxi supaya sampai di RSCM ga kecapekan, takutnya nanti kondisiku pas di operasi gak bagus. Selama di taxi aku mencoba menghubungi orangtuaku dan adikku tapi ga ada jawaban. Aku cuma pingin tau mereka sudah sampai dimana. Mereka berangkat dari Kudus menuju ke Jakarta tanggal 20 Desember 2009 malam.
Akhirnya aku sampai di RSCM pukul 7.20. Aku berjalan menyusuri parkir RSCM dan menuju ke PPAT untuk membuat surat jaminan ASKES. Supaya nanti operasiku ditanggung oleh ASKES. Antrian di PPAT sangat banyak banget, aku dapat nomor 89 sedangkan sekarang no urutnya baru sampai 29. Sembari nunggu giliranku aku mencoba menelfon papaku. Akhirnya nyambung juga, mereka sedang naik angkot dari pulogadung. Aku langsung nanya "emangnya tau jurusan-jurusannya. Mending naik taxi aja.." Tapi apa daya udah terlanjur. Mamaku bilang:" Tenang, tar dikasih tau ma kernetnya kok".

Setelah dari PPAT aku menuju ke ruang OK Departemen Mata. Aku langsung disuruh mengisi surat pernyataan, karena orangtuaku belum hadir akhirnya aku isi sendiri. Dan aku kasih ke pak iwan. Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 tapi orang tuaku belum sampai juga. Dan akupun dipanggil pak Iwan dan beliau memberitahuku kalo statusku belum ada. Aku disuruh ke poli mata lt.4 untuk mengambilnya. Waktu aku mau mengambil statusku akhirnya orangtuaku datang. Karena mereka gak tau poli mata dimana akhirnya aku yang ambil dengan ditemani mamaku. Sampai dilantai 4 ternyata statusnya ga ada juga, kata beliau sudah dibawa ke OK. Aku dan mama langsung balik lagi dan akhirnya pak iwan telpon ke poli dan mereka mencarikannya. Tapi harus ada yang ambil ke lantai 4. Dan salah satu keluarga pasien yang senasib dengan aku langsung pergi ke atas.
Pukul 8.45 akhirnya semuanya beres, termasuk administrasi sudah diurus mamaku. Aku masuk dan menjalani pra operasi yaitu di tensi, diukur suhu tubuh, disuruh ganti baju dan di sterilkan dengan betadin pada daerah yang akan di operasi. Pukul 9.40 aku diajak masuk dr Dewi dan menuju ke ruang tindakan. Disitu dr Ira sudah menungguku. Akupun naik ke meja operasi dan perawat langsung memasangiku alat-alat seperti tensi di tangan dan memberiku oksigen. Kemudian mereka menyelimuti aku dan menutup semua tubuhku kecuali mata. Dr Ira lalu menyeterilkan aku lagi dengan betadin. Dan setelah itu melukis kelopak mataku dengan alat tulis. Sebelum operasi dimulai kita berdoa dahulu.
Aku disuruh memejamkan mata dan beliau bilang sakit dikit ya, soalnya mo dibius. Dr Ira menyuntikkan bius pada kelopak mataku, pada bawah mataku dan pada pojokkan mataku. SAkit banget rasanya. Tapi rasa sakit itu gak lama kemudian jadi ba'al. Sebelum dilakukan penyayatan dr Ira tanya apakah kerasa sakit? AKu bilang gak dan setelah itu beliau baru menyayat kelopak mataku bagian atas. Tapi sebelumnya mereka membekukan darahku dulu dengan cairan hangat. Walopun gak kerasa sakit tapi ngeri juga liat mataku disayat, dimasukkan implannya, dijait dll. Kata dr Dewi:" kok kamu tegang banget El..sakit ya?"
"Gak kerasa sakit dok, tapi ngeri liat dioperasi, merasakan benang menembus kulit Lisa."
Operasi berjalan selama 1 jam, dan kemudian aku diantar dr Dewi keluar ruang tindakan. Akupun ganti baju dan kemudian menunggu dr Dewi menulis surat ijin ga masuk kerjaku dan menulis resep obat untukku. Sampai diruang tunggu aku sudah ditunggu orangtuaku dan adekku Anggi.

Kita langsung jalan menuju kafetaria UI untuk makan. Karena ternyata tadi pagi ortuku belum sarapan. Di kafetaria UI penuh banget, banyak dokter-dokter pada makan di situ. Dan di situ aku ketemu dengan dr Qori. Dia sempat nanya ke aku "kok ga kontrol ke Plastik lagi?". AKu jawab "tar dulu dech dok..tadi abis operasi dengan dr Ira. Dan sebelum dia cabut sempat memberi semangat ke aku lagi. Wah..dr Qori emang baik. Eh salah, menurutku semua dokter yang aku kenal di RSCM baik semua.

Dari kejadian diatas aku mendapat banyak banget pelajaran:
1. Kejadian dengan toko emas pertama itu artinya aku harus sabar dalam mengontrol emosiku.
2. Kejadian operasi diundur jadi tanggal 21 Desember 2009 semata-mata karena kehendak Allah S.W.T. Karena pada saat itu ternyata orang tuaku lagi bener-bener gak ada uang.
3. Dan kejadian statusku yang belum sampai di Ruang OK sehingga operasi yang tadinya di jadwal pukul 8 jadi mundur beberapa menit juga semata-mata karena Allah sayang padaku. Karena pada saat itu orang tuaku masih berada di perjalanan, alisa belum sampai RSCM.
Subhanallah..
Semua sudah diatur oleh Allah dengan begitu indah..
Alhamdulillahi rabbil alamiin..

Saturday, December 19, 2009

Fibrous displasia

Fibrous displasia adalah satu jenis kelainan tulang dari lesi fibro-osseus yang merupakan kondisi patologis jinak pada tulang dan sering dijumpai pada maksila, tulang tengkorak maupun mandibula. Perubahan kondisi tulang yang terjadi berupa pembentukan jaringan mesenkim yang abnormal dimana terjadi penggantian tulang spongiosa dengan jaringan fibrous. Pada kebanyakan kasus, lesi ini sering dijumpai pada masa anak-anak sebagai anomali kongential, dan pada dewasa muda tetapi jarang mendapat perhatian sampai kemudian pasien menyadarinya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan lesi yang berjalan lambat, tanpa keluhan. Pada keadaan lebih lanjut tulang tengkorak akan mengalami pembesaran dan perubahan bentuk.

Penonjolan dapat mengakibatkan perubahan bentuk wajah (asimetris dari muka ) kemudian dapat juga meluas sampai ke tulang malar dan bagian lain dari pertengahan wajah juga sinus maksilaris dapat terlibat. Perubahan yang parah terhadap tulang akan mengakibatkan terjadinya fraktur yang spontan dan ini merupakan komplikasi dari fibrous displasia. Meskipun perkembangan lesi ini dapat semakin membesar selama bertahun-tahun, tetapi ada kecanderungan berhenti dengan selesainya pertumbuhan tulang.

Tipe monoostotik dan poliostotik sering dipakai pada fibrous displasia yang berarti melibatkan satu atau beberapa tulang disamping tipe Albright`s sindrom untuk lesi tulang yang parah. Perawatan secara operasi lebih disukai daripada penggunaan sinar X, karena dengan penyinaran dilaporkan sering menimbulkan sarkoma.

Eugene Braunwald (1987), menyatakan penyebab kelainan penyakit fibrous displasia tidak diketahui, penyakit ini tidak tampak seperti penyakit turunan, meskipun telah dilaporkan mempengaruhi kembar monozygot.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini mungkin disebabkan kelainan struktur kimia suatu protein tulang yang mengakibatkan pembesaran sel-sel yang menghasilkan jaringan fibrous. Kelainan kimiawi tersebut terjadi karena mutasi struktur gen yang memproduksi protein. Fibrous displasia mungkin merupakan penyakit kongenital, yang berarti individu-individu yanga menderita penyakit ini mungkin mengidapnya sejak meraka lahir. Fibrous displasia ada hubungannya dengan fungsi hormonal dan sering dijumpai pada wanita.

Klasifikasi
Secara umum klasifikasi dari fibrous displasia dipakai dengan istilah monoostotik dan polistotik sebagai bentuk fibrous displasia yang berarti melibatkan satu atau lebih tulang.
Ada juga yang membagi klasifikasinya menjadi 3 kategori utama yaitu:
1. Monoostotik (yang sering dijumpai)
Monoostotik fibrous displasia merupakan bentuk penyakit fibrous displasia yang hanya melibatkan satu bagian tunggal tulang. Ini dimulai pada masa anak-anak tetapi secara tipikal mengalami pertambahan osifikasi dan tertahan pada masa dewasa. Lebih dari 80 % dari kasus yang ada merupakan kasus monoostotik fibrous displasia.
Monoostotik fibrous displasia biasanya dideteksi pada pasien dewasa muda atau didiagnosa sejak usia 20-30 tahun dan tetap ada perubahan sepanjang hidup. Lesi ini tidak dapat berkembang selama masa pubertas dan dapat lebih buruk selama masa kehamilan.
Monoostotik fibrous displasia secara umum menunjukkan distribusi yang sama pada kedua jenis kelamin laki-laki atau perampuan. Monostotik fibrous displasia meskipun tidak begitu parah dibandingkan poliostotik fibrous displasia namun lebih besar mendapatkan perhatian dokter gigi karena kasus monostotik fibrous displasia sering dijumpai.
Monoostotik fibrous displasia sering terjadi pada maksila dibandingkan dengan mandibuloa. Lesi pada maksila dapat meluas melibatkan sinus maksilaris, tulang zygomatik, tulang sphenoid dan dasar orbita. Pembengkakan yang tidak stabil, membesar dalam waktu yang lama, menimbulkan pembengkakan unilateral yang mengakibatkan bentuk wajah yang asimetris. Jika pembengkakan berada di maksila maka terdapat pertambahan penonjolan pipi dan perluasan lempeng kortikal.
Pada beberapa kasus, dimana pertumbuhannya lebih cepat dan luas mungkin terjadi pembengkakan yang jelas dari pipi dan exopthalmus. Pada rahang terdapat beberapa gigi yang tidak teratur letaknya, tipping atau berpindah akibat maloklusa dan gangguan pola erupsi, meskipun mobiliti dari gigi yang erupsi bukan merupakan tanda fibrous displasia.
Pada pemerikasaan tidak terlihat perubahan pada mukosa, warna normal, tetap melekat erat pada tulang tanpa kerusakan pada periosteum. Pada beberapa kasus permukaan tulang licin tapi pada kasus lain dijumpai permukaan yang nodular dan ekspansi. Selain itu terlihat pembesaran tulang yang dapat berkembang selama bertahun-tahun, tetapi ada kecenderungan untuk berhenti setelah pertumbuhan tulang selesai.
Pasien dapat memiliki noda ” cafe-au-lait ” pigmentasi kutaneus dengan batas bergerigi. Perubahan ekstraskeletal disertai hiperpigmentasi kulit dan ini tidak bisa terjadi pada monoostotik fibrous displasia.

2. Polistotik
Poliostotik fibrous displasia merupakan bentuk penyakit fibrous displasia yang melibatkan terkenanya beberapa tulang tanpa disertai kelainan endokrin terjadi sekitar 25-30% dari kasus yang dijumpai.
Penyakit ini cenderung muncul pada usia sedikit lebih awal dibandingkan dengan monostotik dan perkembangan sampai pertengahan usia orang dewasa. Kedua jenis kelamin mempunyai kemungkinan yang sama terkena penyakit ini. Ada dua tipe poliostotik fibrous displasia yaitu sebagai berikut:
a. Fibrous displasia yang melibatkan sejumlah variabel tulang-tulang, meskipun sebagian besar tulang tengkorak dalam keadaan normal, namun disertai lesi pigmentasi kulit atau bercak-bercak “lafe-au-lait” (tife jaffe).
b. Suatu fibrous displasia yang bahkan lebih ganas dan melibatkan seluruh tulang tengkorak disertai dengan lesi-lesi pigmentasi kulit dan sebagai tambahan terdapat gangguan-gangguan endokrin dari tipe-tipe yang bervariasi (Sindrom Mc Cune Albright).

Poliostotik fibrous displasia mempunyai menifestasi awal berupa bentuk deformitas, pembengkakan atau penipisan dari tulang-tulang panjang, dalam penyebarannya sering universal. Gejala pertama biasanya tersembunyi dan membahayakan walaupun rasa sakit pada tulang yang kambuh merupakan simptom skeletal yang paling sering terjadi. Tulang-tulang wajah dan tengkorak sering kali terlibat dan dapat menyebabkan asimentris wajah yang jelas, dapat pula melibatkan klavikula tulang felvis, skapula, tulang-tulang panjang, metakarpal dan metatarsal. Karena parahnya perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang, maka fraktur spontan merupakan komplikasi yang umum penyakit ini, serta dapat mengakibatkan terjadinya cacat.
Lesi-lesi kulit yang tergabung dalam penyakit poliostotik fibrous displasia ini terdiri atas bercak-bercak pigmentasi melanotic irreguler. Yang dijabarkan sebagai bercak-bercak “cafe-au-lait” karena warna coklat muda. Pada wanita yang terjadi pubertas sebelum waktunya dimana manifestasi pada umumnya adalah pendarahan pada vagina. Dilaporkan adanya suatu variasi lain dari gangguan sistem endorkrin, termasuk dengan apa yang berkaitan dengan pituitari, tiroid, paratiroid dan ovarium.
Lesi ini dapat dijumpai pada maksila dan mandibula. Tetapi kasus poliostotik ini jarang dijumpai oleh dokter gigi. Manifestasi ekstraskeletal dari poliostotik fibrous displasia adalah pigmentasi kulit, tampak seperti makula yang terang atau coklat tua (mengandung melanin) sering berlokasi pada sisi yang terkena, dan kelainan endokrin yang terjadi sekitar 3 % dari seluruh pasien fibrous displasia.

3. Sindrom Albright`s
sindrom ini bercirikan fibrous yang menyebar, area pigmentasi dan disfungsi endrokrin dengan pubertas yang terlalu cepat pada wanita. Lesi tulang ini disebut dengan fibrous displasia. Dasar alami dari kelainan ini tidak diketahui.
Pada beberapa kasus fibrous displasia, dapat terjadi sebagai akibat masalah hormonal dan pigmentasi cutaneus melanotic (makula cafe-au-lait). Kondisi ini diasumsikan sebagai Sindrom Mc Cune Albright. Pasien-pasien yang terkena fibrous displasia hanya pada satu tulang seringnya tidak memperlihatkan sindrom ini.

Shafer membagi pliostatik fibrous displasia atas 2 tipe yaitu :
1. Fibrous displasia yang meliputi beberapa tulang tetapi kerangka masih normal dan disertai adanya lesi pigmentasi pada kulit (cafe-au-lai-spot) yang disebut dengan tipe Jaffe.
2. Fibrous displasia yang meliputi seluruh bagian tulang kerangka dan disamping adanya lesi pigmentasi pada kulit juga disertai adanya gangguan kelenjar endokrin yanga disebut sebagai Albright`s sindrom.

PERAWATAN FIBROUS DISPLASIA
Perawatan yang terbaik dari kasus fibrous displasia adalah dengan pembedahan. Terhadap lesi yang melibatkan tulang rahang dan wajah maka pembedahan harus dapat mempertahankan bentuk estetik dari wajah atau remodeling prosessus alveolaris untuk dapt memperbaiki retensi protesa. Ini berarti perawatan fibrous displasia dilakukan secara surgical contouring yaitu pengambilan massa tumor (lesi) secara pembedahan dengan mengembalikan kontur tulang sebagai semula. Pengambilan tulang mudah dilakukan karena umumnya tulang yang dikenai menjadi lunak dan pengambilan tulang lebih banyak mungkin diperlukan untuk memperoleh penyembuhan yang lebih baik.
Perawatan fibrous displasia monoostotik biasanya termasuk kuretase lesi tulang dan jika diperlukan pembalutan dengan chip (keeping) tulang. Perawatan tipe poliototik dapat memerlukan adanya prosedur ortopedik untuk menstabilisasi fraktur dan memperbaiki atau mencegah deformitas.
Bila lesi kecil dan tidak berkapsul pengambilan dapat dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan tulang yang besar dan tidak menghilangkan kontinuitas tulang. Tetapi jika lesi telah meluas dan pengambilan secara keseluruhan sampai batas-batas tulang yang terlibat tidak memungkinkan maka pembedahan dilakukan hanya sampai batas-batas esteteik yang dapat dicapai. Diketahui bahwa pertumbuhan lesi cenderung berhenti apabila pertumbuhan tulang selesai, sehingga dalam hal ini jika memungkinkan , apabila pembedahan dimaksudkan tujuan estetik, sebaiknya pembedahan ditunda sampai setelah masa pubertas dimana ada kecenderungan pertumbuhan lesi akan berhenti dan hasil operasi yag dicapai akan lebih memuaskan. Tetapi jika pembedahan harus dilakukan selama masa pertumbuhan tulang karena mengingat segi kosmetik disamping dikhawatirkan kerusakan tulang yang lebih berat maka pembedahan kembali dapat dilakukan pada umur dimana pertumbuhan tulang telah berhenti.
Tindakan pembedahan dilakukan apabila dijumpai beberapa kondisi sebagai berikut, yaitu:
1. lesi menimbulkan rasa sakit
2. lesi menekan atau merusak jaringan di sekitarnya
3. lesi menimbulkan gambaran atau roman muka yang jelek
4. keadaan lesi merupakan predisposisi patologi terhadap kemungkinan timbulnya fraktur
Untuk kasus fibrous displasia yang ringan atau sedang tindakan pembedahan merupakan indikasi, tetapi terhadap bentuk yang lebih parah tidak mungkin dilakukan dengan cara ini, karena ada kecenderungan progresif. Karena alasan inilah penggunaan sinar X mungkin dapat menolong untuk menekan aktivitas ostoblastik dan pada beberapa kasus nampaknya berhasil tetapi perlu mendapat perhatian, perawatan dengan cara penyinaran ini mengandung resiko karena ada kemungkinan dapat menimbulkan komplikasi sarcoma seperti yang telah banyak dilaporkan dari kasus fibrous displasia.perawatan dengan penyinaran pada fibrous displasia tidak efektif bahkan disebutkan sebagai kontraindikasi karena radiasi dapat merangsang perkembangan sarcoma.

Sumber : http://yumizone.wordpress.com/2009/01/07/fibrous-displasia/

Sunday, December 13, 2009