Permasalahan
Jumlah sampah yang dihasilkan per
hari rata-rata 1 kg orang atau 220.000 ton sampah nasional per hari.
Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi trend global warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dan
diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel
Ilmuwan untuk Perubahan iklim (Intergovermental
Panel on Climate Change /IPCC) menyatakan bahwa pemanasan global terjadi
adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPPC juga menyebutkan, dua
senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah
gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Keduanya
sebagian besar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan
50 kilogram gas metana, maka bisa diketahui
jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan
global sebesar 8.800 ton CH4
per hari. Para ahli memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipay
lebih besar dibandingkan CO2.
Solusi
Setiap hari, aktivitas manusia tidak
terlepas dari kegiatan menghasilkan limbah atau sampah baik limbah organik
maupun non organik. Sebagian besar sampah tersebut dibuang begitu saja langsung
ke keranjang atau tong sampah sehingga terakumulasi menjadi banyak.
Jika kita mensikapinya dengan bijak,
sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan
memiliki nilai tambah. Salah satunya adalah dengan membuat eco enzim.
Dengan
membuat eco enzim dan menggunakannya, kita turut menjaga kondisi tanah dan
lingkungan dengan mengurangi sampah dapur, penghasil gas methane yang
menyebabkan pemanasan global. Dengan menggunakan cairan pembersih organik Eco-enzim, kita pun ikut andil
mengurangi polusi akit penggunaan bahan kimia.
Eco-enzim
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai detergen, cairan untuk memperlancar
saluran limbah dapur dan toilet, cairan pembersih lantai, pelembut pakaian,
pengharum ruangan, pengusir serangga, antiseptic dan pupuk organic yang semuanya
bersifat ramah lingkungan. Cara membuatnya sangat sederhana dan memakai bahan baku yang sangat mudah
diperoleh.
Cara Pembuatan
Bahan :
1.
Air
2.
Gula (Gula aren/gula jawa/molases)
3.
Sisa sayuran/kulit buah (mentah dan tidak busuk)
4.
Botol plastik atau jerigen
Langkah-langkah:
1.
Siapkan air didalam jerigen, masukkan gula aren dan sampah organik dengan
perbandingan = 10: 1:3
2.
Fermentasikan selama 90 hari dalam keadaan tertutup rapat. Selama bulan
pertama, setiap hari kita harus melepaskan gas yang dihasilkan dengan membuka
tutup jerigen (cukup satu kali dalam sehari)
3.
Setelah 90 hari, cairan Eco-enzim
siap digunakan.
4.
Ampas pembuatan Eco-enzim dapat
dipergunakan sebagai pupuk dan memperbaiki kualitas tanah dengan cara
menguburnya dibawah tanah.
Reaksi
yang terjadi
Selama
proses fermentasi, berlangsung reaksi:
CO2
+ N2O +O2 à
O3 + NO3 + CO3
Setelah
proses fermentasi sempurna, barulah eco enzim terbentuk. Selain eco enzim juga
menghasilkan residu tersuspensi dibagian bawah yang merupakan sisa sayur dan
buah.
Penggunaan Eco Enzim
Penggunaan
|
Enzim
|
Air
|
Mencuci/ merendam sayuran dan
buah-buahan (direndam 15 menit untuk menghilangkan bahan kimia yang menempel)
|
1 cc
|
200 cc
|
Mengepel lantai (lantai menjadi
bersih beraroma segar, serangga berkurang/ hilang)
|
2 tutup botol enzim
|
8 liter
|
Mencuci pakaian
|
2 tutup botol enzim + 1 sendok detergen
|
1 ember/ secukupnya
|
Menguras toilet
|
1 cc
|
500 cc
|
Penyegar udara (dengan cara
disemprotkan)
|
1 cc
|
500 cc
|
Mencegah
penyumbatan saluran wastafel dan air limbah
|
1
cc
|
2
cc
|
Sebagai
desinfektan/ antiseptic untuk membersihkan dan membasuh luka
|
1
cc
|
500
cc
|
Sebagai
pupuk
|
1
cc
|
500
cc
|
Pengusir
serangga
|
1
cc
|
1000
cc
|